MOESLEM!
Hai kalian para muda, apa
menurut kalian seorang muslim itu rumit dan kuno. Pikirkan itu sekali lagi, dan
itu bisa diubah menurut presepsi diri sendiri. Dan orang yang benar “muslim”
akan memiliki kharisma tersendiri dan ciri khas. これをチェック! (check
tis out)
Persepsi
atau gambaran masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda. Bahkan
banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu
tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah-nya
saja. Padahal, itu hanyalah salah satu
aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi seorang
muslim. Bila disederhanakan, ada sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti
melekat pada pribadi muslim yaitu :
1.Salimul Aqidah (Aqidah yang Bersih)
Salimul
aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang
bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Membuat aqidah yang baik di zaman sekarang memang sulit. Butuh
penyesuaian diri dan pasti teguh dalam pendirian.
Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan
matiku, semua bagi ALLAH tuhan semesta alam” (QS. Al-An’aam : 162).
Karena aqidah yang bersih merupakan sesuatu yang
amat penting, maka pada masa awal da’wahnya kepada para sahabat di Mekkah,
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan
tauhid.
2. Shahihul Ibadah (Ibadah yang Benar)
Shahihul
Ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda:
“Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”.
“Shalat itu merupakan tiang Agama,barangsiapa
yang mendirikannya,maka ia telah mendirikan Agama,Dan barangsiapa yang
meninggalkannya, berarti ia telah meruntuhkan Agama.”(H.R. Baihaqi)
Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa
dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau
pengurangan.
3. Matinul Khuluq (Akhlaq yang Kokoh)
Matinul khuluq merupakan sikap dan
perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala maupun dengan makhluk-makhlukNya. Dengan akhlaq yang
mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam diutus
untuk memperbaiki akhlaq dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita
akhlaqnya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah SWT di Al-Quran.
Allah Subhanahu wa
Ta’ala Berfirman :
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki
akhlaq yang agung” (QS. Al-Qalam : 4 ).
4. Qawiyyul Jismi (Kekuatan Jasmani)
Qawiyyul
jismi merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani
berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan
ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, shaum/puasa,
zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan
fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala
dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.
Karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat
perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada
pengobatan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yang penting.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda
:
“Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada
mukmin yang lemah. (HR. Muslim)
5. Mutsaqqaful Fikri (Intelek dalam Berfikir)
Mutsaqqaful
fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting. Karena itu
salah satu sifat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah fatanah
(cerdas). Al Qur’an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang menyemangati manusia
untuk berfikir,
Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan
judi. Katakanlah: “pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat
bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka
bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari
keperluan”. Demikianlah ALLAH menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu
berfikir” (QS. Al-Baqarah : 219).
6. Mujahadatul Linafsihi (Berjuang melawan Hawa Nafsu)
Mujahadatul
linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang
muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang
buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk
amat menuntut adanya kesungguhan.
Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang
berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia
harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda
:
“Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia
menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (HR.
Hakim)
7. Harishun Ala Waqtihi (Pandai menjaga Waktu)
Harishun ala
waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat
perhatian yang begitu besar dari ALLAH dan Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala
banyak bersumpah di dalam Al Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal
fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.
Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut
untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan
penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung
oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah memanfaatkan momentum lima
perkara sebelum datang lima perkara, yakni “
“Waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang
sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin”.
8. Munazhzhamun fi Syuunihi (Teratur dalam suatu
Urusan)
Munazhzhaman
fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur’an
maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan
masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan
baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan
bekerjasama dengan baik sehingga, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadi cinta kepadanya.
Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan
secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu
diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat, berkorban, berkelanjutan dan
berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian
serius dalam menunaikan tugas-tugas.
9. Qadirun Alal Kasbi (Memiliki Kemampuan Usaha
Sendiri/Mandiri)
Qadirun alal
kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini
merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang
menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian
terutama dari segi ekonomi. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak
di dalam Al Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat
tinggi.
10. Nafi’un Lighairihi (Bermanfaat bagi Orang Lain)
Nafi’un
lighairihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang
dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang
disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim
tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan.
Comments
Post a Comment